Apakah Kaum Musyrikin Quraisy Menetapkan Al Asma Was Shifat?
Telah kita ketahui bersama bahwa kaum musyrikin terdahulu, mereka semua menetapkan tauhid rububiyah, namun mereka tidak menetapkan tauhid uluhiyyah. Allah ta’ala berfirman,
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
“Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah menciptakan mereka?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’ ”. (QS. Az Zukhruf: 87)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
“Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah menciptakan langit dan bumi serta menjalankan matahari juga bulan?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’ ”. (QS. Al Ankabut: 61)
Ini tauhid rububiyah. Adapun tauhid uluhiyah, mereka enggan menetapkannya dan inilah inti kekufuran mereka. Allah ta’ala sebutkan perkataan mereka dalam Al Qur’an,
أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ ؛ وَانْطَلَقَ الْمَلَأُ مِنْهُمْ أَنِ امْشُوا وَاصْبِرُوا عَلَى آلِهَتِكُمْ إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ يُرَادُ
“’Mengapa ia (Muhammad) ingin menjadikan sesembahan-sesembahan yang banyak ini menjadi sesembahan yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.’ Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata), ’Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) sesembahan-sesembahanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki’” (QS. Shaad: 5-6).
Namun, apakah kaum musyrikin, terutama kaum musyrikin Quraisy, menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah ta’ala atau tauhid al asma’ was shifat?
Baca Juga: Kafir Quraisy Juga Mengenal Allah dan Rajin Ibadah
Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan menjawab pertanyaan ini:
“Betul, mereka menetapkan tauhid al Asma’ was Shifat. Mereka menetapkan tauhid rububiyah. Mereka meyakini bahwa Allah adalah Al Khaliq (Yang Menciptakan) Ar Raziq (Yang Memberi Rezeki). Bukankah Al Khaliq dan Ar Raziq termasuk nama-nama dan sifat-sifat Allah? Mereka mengatakan bahwa Allah Ar Raziq, Ar Raziq, Al Muhyi (Yang Menghidupkan), Al Mudabbir (Yang Mengelola Semesta ), dst. Demikian”
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?&v=u50NKcSG960).
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah juga menjawab:
“Mereka mengingkari sebagian nama Allah. Diantaranya, mereka mengingkari nama Ar Rahman. Dalam perjanjian Hudaibiyah, ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam perintahkan penulisnya untuk menuliskan “bismillahir rahmanir rahim”, mereka mengatakan:
ما نَعرِفُ الرَّحمنَ الرَّحيمَ، اكتُبْ في قَضيَّتِنا ما نَعرِفُ
“Kami tidak mengenal nama Ar Rahman Ar Rahim. Tulislah apa yang kami kenal saja, dalam perjanjian kita ini” (HR. Ahmad no.16800, dishahihkan Syu’aib Al Arnauth dalam Takhrij Al Musnad).
Dalam riwayat lain mereka mengatakan:
ما نعرف الرحمن إلا رحمن اليمامة
“Kami tidak mengenal Ar Rahman kecuali Rahman al Yamamah”
Kemudian Nabi perintahkan untuk menuliskan “bismika Allahumma”, karena itu nama Allah yang diakui oleh orang Quraisy”
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=6K7rUzj1WhU)
Kesimpulannya, kaum musyrikin Quraisy menetapkan sebagian asma’ was shifat Allah, dan mengingkari sebagiannya. Dan ini juga merupakan salah satu penyimpangan yang ada pada mereka. Karena Allah ta’ala tegaskan bahwa Ia memiliki nama-nama dan sifat-sifat, maka wajib bagi kita untuk menetapkan dan mengimani semua nama dan sifat Allah. Allah ta’ala berfirman:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Allah memiliki Al-Asma al-Husna (nama-nama yang paling indah). Oleh karena itu, berdoalah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama tersebut. Dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (QS Al-A’raf : 180)
Wallahu a’lam. Semoga Allah memberi taufik.
Baca Juga:
Penulis: Yulian Purnama
Artikel asli: https://muslim.or.id/60242-apakah-kaum-musyrikin-quraisy-menetapkan-al-asma-was-shifat.html